Hari Tuberkulosis Sedunia 2022 (HTBS) atau World Tuberculosis Day yang jatuh di setiap tanggal 24 Maret, kembali diperingati di Indonesia dan seluruh dunia pada hari Kamis pekan ini.Tuberkulosis atau sering disebut TBC adalah penyakit menular yang disebabkan kuman Mycobacterium Tuberculosis yang masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan. TBC termasuk salah satu penyakit yang paling berbahaya di dunia.
Indonesia menjadi negara ketiga kasus penderita TBC tertinggi dengan presentase 8% setelah India 27% dan China 9%. Pada 2018, diperkirakan ada 845.000 penduduk Indonesia sakit karena TBC, dengan kematian sebanyak 98.000 atau setara dengan 11 kematian/jam. Angka ini diperkirakan mengalami peningkatan setiap tahunnya.
TBC dapat menyerang siapapun. Bahkan penularannya cukup mudah, yaitu melalui udara, saat pasien batuk, bersin, meludah atau berbicara. Namun ada beberapa kelompok yang paling rentan tertular TBC, yaitu anak usia kurang dari 5 tahun, orang yang punya penyakit daya tahan tubuh rendah seperti HIV, dan perokok yang memiliki risiko menurunkan imunitas di saluran pernapasan.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga imunitas atau daya tahan tubuh tetap optimal melalui penerapan gaya hidup sehat seperti makan-makanan bergizi, minum air putih secukupnya, rutih berolahraga, serta istirahat yang cukup.Peringatan hari TBC sedunia diperlukan untuk meningkatkan kepedulian seluruh lapisan masyarakat tentang perlunya mengenali gejala TBC, dampak TBC di seluruh dunia, serta saling berbagi pencegahan dan pengobatan sampai sembuh bagi setiap kasus TBC agar tidak berpotensi untuk menularkan penyakitnya pada orang-orang di sekitarnya.
TEMA HARI TUBERKULOSIS SEDUNIA 2022
Dikutip dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Senin (21/3/2022), Hari Tuberkulosis Sedunia tahun 2022 mengangkat tema Invest to End TB. Save Lives. Tema ini diambil untuk menyampaikan kebutuhan mendesak dalam menginvestasikan sumber daya demi meningkatkan perjuangan dan mengakhiri tuberkulosis.
Hal ini sangat penting dalam konteks pandemi COVID-19 yang telah membahayakan kemajuan End TB, serta mematikan akses yang adil dalam pencegahan dan perawatan sesuai upaya WHO untuk mencapai Cakupan Kesehatan Universal. Semakin banyak investasi, semakin bisa juga menyelamatkan jutaan nyawa hingga mempercepat mengakhiri epidemi tuberkulosis.
Leave a Reply